Jumat, 16 November 2012

Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia


Sejarah samudera pasai
Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M. Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah ditemukannya makam raja-raja Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara. Makam ini terletak di dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe. Di antara makam raja-raja tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama. Malik al-Saleh adalah nama baru Meurah Silu setelah ia masuk Islam, dan merupakan sultan Islam pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan raja pertama Malik al-Saleh.

Seorang pengembara Muslim dari Maghribi, Ibnu Bathutah sempat mengunjungi Pasai tahun 1346 M. ia juga menceritakan bahwa, ketika ia di Cina, ia melihat adanya kapal Sultan Pasai di negeri Cina. Memang, sumber-sumber Cina ada menyebutkan bahwa utusan Pasai secara rutin datang ke Cina untuk menyerahkan upeti. Informasi lain juga menyebutkan bahwa, Sultan Pasai mengirimkan utusan ke Quilon, India Barat pada tahun 1282 M. Ini membuktikan bahwa Pasai memiliki relasi yang cukup luas dengan kerajaan luar
Pada masa jayanya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting di kawasan itu, dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama adalah lada. Sebagai bandar perdagangan yang besar, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham. Uang ini digunakan secara resmi di kerajaan tersebut. Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.
Seiring perkembangan zaman, Samudera mengalami kemunduran, hingga ditaklukkan oleh Majapahit sekitar tahun 1360 M. Pada tahun 1524 M ditaklukkan oleh kerajaan Aceh.
Silsilah
1. Sultan Malik al-Saleh (1267-1297 M)
2. Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297-1326 M)
3. Sultan Ahmad Laidkudzahi
4. Sultan Zainal Abidin Malik al-Zahir (1383-1405 M)
5. Sultan Shalahuddin (1405-1412 M)



-->
Sejarah Berkembangnya Kerajaan Aceh
Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh bearada di Kotaraja (Banda Aceh), Sumatra Utara.
Semula Aceh merupakan daerah taklukan Kerajaan Pedir. Jatuhnya Malaka dan Pasai ke tangan Portugis pada tahun 1511, mengakibatkan para pedagang di Selat Malaka mengalihkan kegiatanya ke Pelabuhan Aceh. Dengan berjalanya waktu, Kerajaan Aceh mulai melepaskan diri dari Pedir dan menjadi kerajaan yang merdeka.
Sultan yang pernah memerintah Kerajaan Aceh :
1.  Sultan Ali Mughayat (1514-1528) , Sultan I dan sekaligus pendiri Kerajaan Aceh.
2.  Sultan Iskandar Muda (1607-1636) , Aceh mencapai kejayaaan dan
         memperluas daerah kekuasaanya.
3.     Sultan  Iskandar Thani (1637-1642) , masih menunjukan kejayaan.
Setelah Sultan Iskandar Thani wafat, Kerajaan Aceh mulai mengalami kemunduran.
Runtuhnya Kerajaan Aceh disebabkan oleh beberapa factor :
a)  Tidak adanya pengganti yang cakap sepeninggal Sultan Iskandar Muda.
b) Kekalahn Aceh dalam peperangan melawan Portugis pada tahun 1629.
c)  Terjadinya persaingan antara kaum bangsawan dan ulama.
d) Pertahanan kerajaan lemah sehingga peranya digantikan oleh bangsa- bangsa Eropa.
e)  Banyak daerah kekuasaanya melepaskan diri.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar